Selain sebagai gerbang pertama untuk menarik pembeli sebelum memutuskan membeli dan kemudian membaca sebuah buku, cover juga berfungsi sebagai pelindung berderet-deret kertas dan teks yang terselip rapi di dalamnya. Dibalik itu semua, perkembangan cover buku juga cukup signifikan dari dahulu. Malah, dilansir situs jasa web profile, cover buku memiliki sejarah tersendiri dan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu.
Mula-mulanya, cover buku memang hanya berfungsi sebagai peletakan judul dan pelengkap penjilidan saja. Tak lebih. Jadi, jangan tanya elemen seninya. Selain tak ada, juga tak digubris. Tetapi, angin segar mulai menghilangkan kedahagaan dunia perbukuan pada abad ke-19 di Inggris.
Pada masa-masa itulah, cover buku benar-benar mulai dipikirkan menjadi bagian tersendiri dari sebuah buku. Bukan melulu untuk urusan peletakan sebuah judul. Di masa itu, yang menjadi penghangat pembicaraan adalah hadirnya The Yellow Book, an Illustrated Quarterly, Volume One, April 1894. Besutan sang desainer Aubrey Beardsley dan juga Oscar Wilde.
Tahun 1900-an ke atas, cover buku mulai dianggap sebagai sesuatu yang jamak. Di awal-awalnya, hanya ada beberapa saja yang menambahkan sinopsis untuk back-cover. Sangat jelas, medan belakang buku ini belum jadi ajang promosi sekaligus informasi untuk membengkakkan penjualan.
Tetapi malang, pusaran kegembiraan terhenti sejenak. Disebabkan Perang Dunia I. Kemudian, pusaran kegembiraan itu baru menampakkan keriangannya setelah tahun 1920-an hingga 1930-an. Di masa-masa ini, terjadi perkembangan hebat nan dahsyat dalam dunia periklanan juga studi mengenai marketing.
Di masa ini, angka penjualan bagi produk-produk dengan disain ciamik nan menarik menginspirasi dunia perbukuan untuk mengemas produk mereka secara menarik pula. Nah, pada saat yang bersamaan, pelbagai macam genre pun mulai hadir nan mampir di benak para pembaca. Tersegmentasi dan mulai terfokuskan bidang garapnya oleh pihak penerbit.
Pada saat inilah juga, citra juga sudah mulai dikenal luas oleh penduduk bumi. Hal ini diakibatkan dengan ditemukannya film. Walhasil, pembaca pun mulai termanjakan dengan sajian visualisasi yang apik nan menarik dari para pendekar visual. Efeknya pun, pembaca mulai menikmati visual sebaik menikmati teks yang bergelayutan di tiap lembar buku. Seiring waktu berlalu, sejalan waktu yang menapak, ditemukannya teknik separasi warna yang mempengaruhi kualitas visual pun menambah baik penampilan sebuah buku.
Menjelang tahun 1940-an, dunia persilatan buku terhebohkan, karena hadirnya penerbit unik nan menarik, yaitu Penguin Books. Penerbit ini berhasil menciptakan citra produk melalui desain sederhana sampul buku-bukunya, termasuk penciptaan simbol pinguin dan pemilihan jenis paperback yang membuat harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan buku-buku penerbit lain yang umumnya dicetak dengan hardback.
Dari saat itulah, perkembangan cover buku semakin menjamur, terlebih untuk desainer cover buku di zaman sekarang yang selalu unik, menarik dan memiliki unsur seni tersendiri. cover buku sekarang harus mampu menghipnotis calon pembeli agar tak sekedar mampir untuk menimang-nimang sebuah buku, namun juga kemudian membelinya dan membawanya pulang dengan perasaan penuh keriangan.
0 komentar:
Posting Komentar