Jumat, 20 Januari 2017

Inilah kenapa Karya Desain Itu Sangat Mahal

Sebenarnya apa sih yang membuat karya desain itu sangat mahal harganya. Apakah Anda pernah memesan sebuah desain ke para desainer atau kepada penyedia jasa desain, seperti jasa desin logo, jasa desain companyprofile, jasa pembuatan company profile, dan lain-lain? Saat pertama kali bernego dengan sang desainer, mungkin sebagian dari anda pernah shock mendengar harga yang ditawarkan oleh sang desainer. Padahal (mungkin) kamu mikir “ni orang bukan desainer terkenal, penampilannya ga oke, kantornya masih kecil, tapi kok berani amat ngasi harga mahal ya?”


Kebanyakan dari orang belum bisa menghargai suatu karya desain. Padahal karya desain adalah sebuah karya seni sama seperti sebuah lukisan. Bedanya hanyalah karya desain grafis adalah seni digital, dan karya lukis itu pada kanvas. Pernah ngeliat lukisan berharga pulan juta? ratusan juta? atau miliaran? Nah, sepatutnya sebuah karya desain juga demikian. Namun saya patut bersyukur setelah masuknya sebuah marketplace desain grafis di Indonesia, karya desain grafis mulai diapresiasi dengan harga yang pantas. Desainer di Indonesia mulai mempunyai patokan harga dengan adanya marketplace desain itu.

Baiklah, kita balik ke intinya. Kenapa harga karya desain mahal? Berikut adalah gambaran tentang masalah ini.

1.  Modal yang Besar

Desainer grafis, desainer fashion, arsitektur, interior dan artist lainnya bukanlah profesi yang rendahan. Mereka perlu mengasah ilmu dan pengalaman untuk mendapatkan kemampuan yang mumpuni. (Untuk kasus ini kita akan fokus ke Desainer Grafis dan Web). Kalian tahu berapa besar uang yang harus dikorbanin untuk menjadi seorang desainer grafis? Ok, mari kita mulai dari uang kuliah terlebih dahulu.

Sekarang untuk menempuh pendidikan Fakultas Seni Rupa Desain atau Desain Komunikasi Visual atau sejenisnya pada Universitas yang lumayan bagus bisa mencapai sekitar Rp 5.0000.000,- per semester. Belum lagi uang masuknya yang di atas Rp 10.000.000,-. Jadi total dari masuk sampai tamat, mahasiswa Fakulas desain ini dapat menghabiskan biaya sekitar Rp 50.000.000,- . Ini bila diukur pada universitas yang lumayan bagus.

Perjuangan modal bukan hanya sampai di situ aja. Masih ada kebutuhan untuk membeli komputer dengan spek memadai seperti VGA tambahan dan layar monitor, flasdisk, HDD eksternal, laptop, pen tablet, belum lagi software yang dipake harus dibeli juga (yang original donk bro).. Nah, kalo ditotal pasti di atas 20 juta deh..

Ada lagi. Untuk tugas kuliah juga butuh biaya, misalnya peralatan menggambar, cat, kuas, wah banyak lah. Untuk tugas besar biaya pengerjaannya bisa sampai 250ribu-500ribu (berdasarkan pengalaman teman saya). Bisa dibayangkan betapa banyaknya uang yang dihabiskan?

Biaya diatas hanya untuk universitas dengan fakultas desain yang lumayan bagus, untuk universitas yang emang bagus ya pasti lebih dari itu. Dan, kisaran harga di atas itu adalah hitungan tahun 2011. Sekarang udah tahun 2013, BBM udah naik, dollar juga udah naik, bisa dibayangkan lah berapa kenaikannya.. Yang pasti di atas 100 juta deh.

Dengan modal yang demikian gede, masih tega kah anda menawar harga desain sebesar Rp 100.000 ? :D Tapi emang tidak semua desainer menempuh jalur pendidikan akademis. Ada juga beberapa desainer yang emang mempunyai bakat dan talenta sebagai seorang desainer. Namun tetap saja mereka butuh waktu yang panjang untuk menempah skill mereka. Untuk hal ini, anda sebagai pemesan desain, dapat berpatok pada aturan kita yang pertama yaitu Ide itu Berharga. Kalau emang ide desain yang ditawarkan itu brilian dan berkualitas, maka anda harus membayar mahal untuk itu.

2. Ide itu Berharga

Kamu seorang artist? pelukis? pengrajin tangan? web developer? Apa yang kamu rasain kalo ada orang bilang “bro, aku boleh minta buatin aplikasi berbasi web? aku kasi harga 150 ribu lah..” (Padahal ngedevelop aplikasinya butuh 2bulan sampe2 ngorbanin ga sms dan nelpon pacar. Yang paling buruk sang pacar mutusin kita :D) atau
“om, aku beli kerajinan tangan om ya, aku kasi 50ribu ni.” (Padahal om itu buatnya udah susah payah selama 1 bulan penuh, begadang pulak sampe lupa sama istrinya..) atau
“cin, aku akan bantu kamu produksi lagu ciptaan band kalian. Tapi kalo album kalian berhasil booming, kalian ntar cuma dapat 10% ya??”

Kita pasti juga tidak akan setuju kalo karya kita dipatok dibawah harga semestinya kan? Yang membuat sebuah karya mahal adalah ide brilian dan proses yang terjadi di balik karya itu. Sama seperti contoh profesi di atas, seorang desainer juga demikian. Desainer selalu mematok harga sesuai dengan ide kreatifitas, dan proses yang mereka butuhkan untuk membuat suatu karya.

3. Modal Kerja

Seorang freelancer biasanya memerlukan modal yang dipakai untuk menjalankan usahanya. Yang pasti adalah seperti laptop/komputer, koneksi internet, pulsa, dan puding :D. Tambahan lainnya adalah pen tablet, kamera, alat gambar, dan lainnya.

4. Jam Kerja Ekstra

Kebanyakan freelancer mungkin merasakan hal yang sama dengan saya. Saat klien/pelanggan bersantai ria dan tidur nyenyak, kita malah melakukan brainstorming yang hebat, mencoba merumuskan permasalahan menjadi sebuah karya desain komunikasi yang hebat. Belum lagi ketika kita berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan lain yang rata-rata per hari bekerja selama 8 jam. Kita hanya mempunyai waktu lebih sedikit untuk fokus kepada project desain tersebut. Jadi mau tidak mau, kita harus begadang demi menyelesaikan project tersebut secara tepat waktu. Untuk project yang gede dan rumit, terkadang desainer juga mengorbankan waktu bersama dengan keluarga dan sahabat-sahabat dekatnya. Dan memilih untuk fokus kepada pengerjaan project.

5. Gaji Buat Artist lain

Beberapa desainer ataupun freelancer lain seperti arsitektur, web developer, dll mungkin mempunyai pegawai ataupun rekan untuk membantu mereka dalam pengerjaan suatu project. Nah, bila harga project yang ditawarkan oleh klien sebesar Rp 150.000,- bagaimana cara si desainer/freelancer menggaji rekannya ya?hmmh
Semua itu adalah beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa suatu karya dipatok dengan harga tertentu. Ada yang dipatok dengan harga standard, ada juga sampai yang ratusan juta, ataupun miliaran seperti logo pertamina, BNI46, dll. Faktor-faktor di atas tidak semata ditujukan untuk desainer grafis, tapi juga untuk profesi lain seperti desainer fashion, arsitektur, desainer interior, web developer, dll. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga sebuah karya adalah level klien ataupun pelanggan. Jelas berbeda harga yang ditawarkan ke sebuah startup yang notabene masih mempunyai modal kecil, dengan harga yang ditawarkan pada sebuah perusahaan besar yang omsetnya sudah diatas ratusan juta hingga miliaran rupiah per bulan..

Saya cukup terkesan dengan rumus Segitiga Murah-Cepat-Bagus yang pernah saya dapatkan ketika browsing di internet. Kali ini saya membuat ilustrasi sederhana supaya teman-teman bisa lebih mudah mencernanya.


Artikel ini bersumber dari seorang freelancer muda berasal dari medan yang bernama Rio yang mengatakan bahwa Semua tulisan di atas adalah buah dari pengalaman selama saya menjadi seorang freelance graphic designer pada rioDesign , dan juga hasil curhat dan sharing dengan teman2 seprofesi dengan saya sesama freelancer. Semoga bermanfaat.


0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

Popular Posts

Categories

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

untuk slide

untuk slide
foto

BTemplates.com

Blogroll

About

Copyright © Skystar Digital - All About Desain Grafis | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com